Tengku Buang Asmara, Sultan Siak yang Berjasa Melawan Belanda

Ahad, 08 Desember 2019 - 22:58:21 WIB

Replika di Istana Siak Sri Inderapura/net

BETUAH.COM, SIAK - Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah atau yang lebih dikenal dengan Tengku Buang Asmara, merupakan Sultan ke dua Kerajaan Siak Sri Inderapura yang berjasa melawan dan mengusir kolonial Belanda di masa kepemimpinannya tahun 1746 M - 1760 M.

Tengku Buang Asmara memimpin perlawanan terhadap Belanda pada Perang Guntung di Selat Guntung. Perang antara keduanya pecah karena Belanda terus berupaya merebut kekuasaan dan pengaruh di Selat Malaka.

Untuk mengenang jasanya dalam melawan dan mengusir penjajah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak akan mengusulkan Tengku Buang Asmara sebagai Pahlawan Nasional.

"Perjuangan Sultan Siak yang ke II ini tentunya perlu kita angkat serta abadikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa beliau, untuk kita usulkan sebagai Pahlawan Nasional," kata Asisten Administrasi Umum Setdakab Siak Jamaluddin, pada Diskusi Naskah Sejarah Perjuangan Tengku Buang Asmara melawan kolonialisme Belanda, di Hotel Grand Mempura, Kamis (5/12/2019) lalu.

Sebagai langkah awal, sebut dia, nama Sultan Siak ke II itu telah diabadikan menjadi nama jalan yaitu Jalan Tengku Buang Asmara dan Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah yang terletak di Kota Siak Sri Indrapura, serta dijadikan sebagai nama Bumi Perkemahan Pramuka di Kampung Merempan Hilir, Kecamatan Mempura.

Pemerintah Kabupaten Siak, terang Jamaluddin, juga sudah bekerjasama dengan tim penyusunan dan penulisan Naskah Sejarah Perjuangan Tengku Buang Asmara yang terdiri dari Masyarakat Sejarawan Indonesia Tingkat Pusat/Provinsi Riau, Akademisi/Budayawan Riau, Tokoh Masyarakat Riau, Penulis dan Arkeolog untuk menyusun Naskah Sejarah Perjuangan Sultan dalam menumpas Belanda.

"Saya berharap kepada tim agar dapat berkerja semaksimal mungkin, guna menjadikan Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah atau dikenal dengan nama Tengku Buang Asmara menjadi Pahlawan Nasional," ucapnya.

Menurut dia, hal tersebut tentu akan mengangkat marwah dan nama daerah Kabupaten Siak sendiri, Provinsi Riau  maupun Nasional serta bertambahnya Putra terbaik Bangsa Melayu Riau yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia.

Sementara itu, OK Nizami Jamil sebagai tim penyusunan naskah mengatakan, mengingat pentingnya nilai perjuangan Tengku Buang Asmara yang memiliki semangat patriotisme dan nasionalisme, maka perlu dilakukan penulisan naskah sejarah perjuangannya guna membentuk dan membangun karakter generasi penerus.

Disampaikannya, Tengku Buang Asmara sangat konsisten menentang kehadiran Belanda di wilayah kekuasaannya tanpa kenal menyerah hingga mangkat pada tahun 1760. Semangat patriotik dan cinta tanah air tersirat dalam wasiatnya sebelum wafat. Ia berpesan kepada anaknya Tengku Ismail dan Kemenekannya Tengku Muhammad Ali, agar tidak bekerjasama dengan penjajah dan tidak berpecah belah melakukan perang saudara.

"Sejak muda hingga ditabalkan sebagai Sultan, ia telah berjuang di perairan Riau dan Selat Malaka untuk mempertahankan kedaulatan Kerajaan Siak," ungkapnya.

Sebelumnya, tim penyusunan dan penulisan Naskah Sejarah Perjuangan Tengku Buang Asmara telah mengunjungi lokasi sejarah Perang Guntung di Selat Guntung, Kecamatan Sabak Auh dan Makam Tengku Buang Asmara di Kelurahan Mempura Kecamatan Mempura. 

Kemudian pada 4 Desember 2019, dilakukan rapat tim penyusunan dan penulisan Naskah Sejarah Perjuangan Tengku Buang Asmara Melawan Kolonialisme Belanda (1746 M -1760 M) untuk mengkaji Lembar Kerja/Paper yang telah disusun anggota tim. Kemudian pada Jumat, 6 Desember 2019 dilajutkan dengan diskusi dan sosialisasi. (rls/abd)