Dapat Bisikan Gaib, Ayah di Pekanbaru Habisi Nyawa Anaknya dengan Hanger Pakaian

Senin, 17 Februari 2020 - 17:17:40 WIB

Polisi saat melakukan olah TKP di rumah pelaku, Senin (17/2/2020). (dok polsek tampan)

Betuah Pekanbaru - Warga di Perumahan Griya Cipta, Jalan Cipta Karya, RT 03/RW 10, Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, dihebohkan dengan pembunuhan seorang balita berusia 3 tahun, Senin (17/2/2020).

Ironisnya, nyawa korban berinisial F itu diketahui dihabisi oleh H (37) yang tak lain adalah ayah kandung korban. Pelaku tega mengakhiri hidup anaknya dengan cara melilitkan besi hanger pakaian di bagian leher korban.

Kejadian pembunuhan balita itu dibenarkan Kapolsek Tampan AKP Juper Lumban Toruan. Dari pemeriksaan polisi, pelaku menghabisi nyawa anaknya pada Senin dini hari sekitar pukul 03.00 WIB karena mengaku mendapat bisikan gaib.

"Alasan (pelaku) dapat bisikan (gaib)," ungkapnya. 

Diceritakan Kapolsek, dari pengakuan pelaku, selama ini ada sosok genderuwo yang mengikuti dan masuk dalam tubuh istrinya inisial J (37). Karena dimasuki makhluk halus, istri pelaku jatuh sakit. 

Untuk mengusir genderuwo supaya istrinya sembuh, pelaku mengaku mendapat bisikan agar membunuh anaknya.

"Yang membunuh ayahnya. Dia lakukan dengan alasan mematikan si genderuwo ini dengan cara dibunuh anaknya," ucap Kapolsek.

Sebelum dibunuh, korban dibekap terlebih dahulu di dalam kamar. Sang Ayah membekap korban hingga tak berdaya dan kemudian menjerat leher anaknya dengan besi hanger pakaian.

Tak sampai disitu, pelaku juga menyumpal mulut korban dengan kertas berisi ayat Alquran dan selanjutnya dibakar.

"Pelaku sudah diamankan ke Mapolsek Tampan untuk proses penyidikan," sebut Kapolsek.

Lanjut diceritakan Kapolsek, saat warga sekitar masuk ke dalam rumah pelaku, pelaku dan istrinya mengenakan pakaian putih. Mereka hanya berdiam diri, dan juga didampingi kedua anak mereka yang lainnya. 

Saat itu korban dibaringkan dengan posisi tertelungkup tanpa mengenakan pakaian. Leher masih terikat menggunakan besi hanger, dan mayat korban ditutup dengan kain panjang. 

Warga Curiga

Sementara itu dari keterangan warga setempat, Endi (39), pelaku dan istrinya sudah terlihat tertutup dengan warga sekitar sejak empat hari belakangan. 

Rumahnya selalu tertutup rapat, begitu pun dengan pagar rumahnya. Penghuni rumah itu hanya beraktivitas di dalam rumah tanpa berbaur dengan warga sekitar. 

"Sudah empat hari mereka mengurung diri. Pintu rumah dan pagar selalu terkunci, padahal mereka di dalam," sebut Endi. 

Warga yang sudah curiga karena pelaku dan istri selalu mengurung diri sejak empat hari belakangan, pada Senin pagi sekitar pukul 10.30 WIB, warga berinisiatif ingin mengetahui kondisi mereka di dalam rumah. Bersama adik pelaku, warga sekitar pun memaksa masuk lewat pintu belakang. 

"Adiknya juga sudah curiga, udah beberapa hari adiknya ngontrol ke sini. Tapi gak bisa juga masuk. Mungkin karena firasat kali, dia desak kami untuk masuk saja," ujarnya. 

Namun, saat mereka masuk terlihat pasangan suami istri itu sedang berdiam diri seperti bersemedi. Posisi korban berada di belakang mereka dengan kondisi tertelungkup ditutup menggunakan kain. Pada leher korban masih terdapat hanger pakaian.

Hal senadah juga disampaikan Anan, warga setempat. Dikatakannya, pelaku sebelumnya selalu berbaur dan bersosialisasi dengan warga sekitar. Namun, sejak empat hari terakhir mereka terlihat dan menyendiri dari warga sekitar. 

"Biasanya dia (pelaku,red) rajin ke masjid itu. Bersosialisasi sama masyarakat pun bagus. Kami juga kaget, mereka tiba-tiba seperti itu. Mereka punya tiga anak, yang besar SMP ,yang nomor dua SD, dan yang kecil ini yang jadi korban," ucapnya. (rki)