Semburan Gas Mulai Rusak Bangunan di Ponpes Al Ihsan Pekanbaru

Jumat, 05 Februari 2021 - 22:47:58 WIB

Kondisi terkini di sekitar semburan gas yang dipenuhi lumpur.

Betuah Pekanbaru - Semburan gas bumi yang terjadi di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ihsan Boarding School di Jalan Tujuhpuluh, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, kini sudah mulai merusak sejumlah bangunan di kawasan itu.

Semburan gas bercampur lumpur tersebut terus keluar dari penggalian sumur bor sejak Kamis (4/2/2021) sore kemarin.

Walikota Pekanbaru Firdaus saat meninjau ke lokasi semburan gas, Jumat (5/2/2021) siang menyebutkan, meski tidak mengandung zat berbahaya, namun warga tetap dihimbau agar tidak mendekat untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan.

"Gasnya memang dinyatakan tidak berbahaya, tetapi akan lebih baik jika kita tetap waspada," tegasnya yang turut didampingi Sekdako Pekanbaru Muhammad Jamil dan sejumlah pejabat di lingkungan pemerintah kota.

Saat ini, kata walikota, pemerintah kota telah melakukan pengawasan dengan menempatkan tim gabungan di lokasi semburan gas.

"Kita sudah antisipasi, BPBD, Satpol PP, kepolisian, TNI dan Babinsa sudah bersiaga, membuat pos agar memberitahu warga untuk tidak mendekati wilayah tersebut," ucapnya.

Walikota Pekanbaru Firdaus, memberikan keterangan pers di lokasi semburan gas di Ponpes Al-Ihsan Tenayan Raya.

Di kesempatan itu, walikota juga berharap instansi dan pihak terkait bisa mengambil langkah penanganan cepat sehingga tidak semakin membesar. Sebab, semburan gas saat ini telah mengeluarkan lumpur dan merusak bangunan sekitar.

"Kita koordinasi, baik BPBD maupun Basarnas, agar semburan ini segera diantisipasi dan tidak semakin membesar," tutupnya.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Al-Ihsan Boarding School Muhammad Akhyar Rifqi menjelaskan awalnya pihaknya ingin membuat sumur bor untuk kepentingan santri sehari-hari. Karena selama ini santri menggunakan air dari danau dan sangat tidak layak dipakai mandi dan mencuci.

"Ini sumur kedua kita bor. Dulu dekat masjid, juga mengeluarkan gas. Jadi kita tutup, cuma hanya 6 jam selesai," ungkapnya.

Kemudian, terang dia, pihak pesantren mendatangkan pengebor, yang mengerjakan sumur bor di perkantoran walikota. Menurutnya, yang menentukan titik bor juga pekerja bor.

Setelah dibor dengan kedalaman 115 meter lobang galian mengeluarkan air. Namun pada saat pipa diangkat, bersamaan ternyata keluar gas.

"Material belum ada, masih gas saja. Saat keluar gas kita putuskan untuk evakuasi santri. Saat itu masih normal, belum ada yang rusak. Kita langsung evakuasi ke pesantren pusat yang ada di Kubang," paparnya.

Namun pada Kamis malam, kondisi semakin parah lantaran semburan gas juga disertai material padat. Kondisi itu yang menyebabkan kerusakan di sekitar pondok pesantren.

"Yang rusak asrama, aula, kelas, masjid pun kena. Sekitar 12 meter nyembur ke arah barat. Semua, barang-barang kita pindahkan ke Kubang," ujarnya. (rki)