Sekdako Pekanbaru Paparkan Inovasi Penanganan Stunting, Ada Dashat Hingga BAAS

Kamis, 25 Mei 2023 - 21:02:29 WIB

Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution didampingi Kepala Bappeda Ahmad dan Kepala Disdalduk KB M Amin, saat memaparkan inovasi percepatan penurunan stunting.

Betuah Pekanbaru - Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, memaparkan sejumlah inovasi yang lakukan pemerintah kota setempat dalam upaya percepatan penurunan stunting atau gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang.

Pemaparan sendiri disampaikan pada kegiatan penilaian kinerja kabupaten/ kota dalam pelaksanaan 8 (delapan) aksi konvergensi percepatan penurunan stunting, bertempat di ruang pertemuan Hotel Aryaduta, Kamis (25/5/2023).

Dalam pemaparannya, Indra menyebutkan ada beberapa inovasi yang telah dilakukan Pemko Pekanbaru untuk percepatan penurunan stunting di antaranya Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

"Untuk program ini dana dikumpulkan dari masyarakat, kemudian kelompok pendamping membuat sarapan pagi untuk anak-anak. Kemudian ada juga Bosilo, yang anak-anak susah makan, dibuatkan bola singkong dan ikan lele (Bosilo) sehingga anak-anak tersebut mau makan. Dan itu sehat," ungkapnya.

Inovasi selanjutnya adalah Cerenting, atau Celengan Remaja Stunting. Ini adalah inovasi remaja di semua wilayah Kota Pekanbaru.

"Jadi jika ada masyarakat yang masukkan uang ke cerenting ini akan dikelola remaja dan kemudian dibagikan ke keluarga yang masuk kategori stunting. Bukan hanya dengan pakai tabungan manual, pakai QRIS juga bisa dan kita awasi dengan baik. Dijamin sampai ke anak-anak," ucapnya.

Selain itu lanjut Indra, dalam mempercepat penurunan stunting pihaknya juga sudah melaunching program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

Pemko Pekanbaru sudah menetapkan 115 Bapak Asuh Anak Stunting dari baik seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD), para camat hingga Forkopimda. Bantuan telah diserahkan Bapak Asuh Anak Stunting tahap pertama kepada 115 anak berisiko stunting senilai Rp500.000. Bantuan itu berupa telur, beras, susu, dan makanan bergizi lainnya. Intervensi stunting ini dilakukan selama enam bulan.

"Jadi, setiap anak mendapat bantuan Rp3 juta selama enam bulan itu. Pada September atau Oktober, kami harap angka stunting menurun, di bawah rata-rata nasional yaitu di bawah 16 persen," harap Indra Pomi.

Meski begitu, pemko tetap melakukan pendampingan terhadap keluarga-keluarga berisiko stunting, baik remaja putri yang akan menikah maupun keluarga berkemampuan ekonomi rendah. Agar, bayi yang lahir tidak stunting.

"Makanya, kami melalukan penanganan stunting dengan baik dan terukur," pungkasnya.***