Betuah Pekanbaru - Walikota Pekanbaru Agung Nugroho mengungkapkan, hingga kini sudah terdata lebih dari 2 ribu anak di wilayah setempat yang mengalami stunting atau gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Ia mengatakan, pendataan dilakukan untuk menjaring secara keseluruhan anak yang mengalami stunting untuk kemudian diberikan penangan.
Disampaikan Agung, dari laporan awal yang diterimanya dari Dinas Kesehatan dan Dinas Dalduk KB, jumlah anak yang alami stunting hanya berkisar 200-an.
"Dalam beberapa kali rapat selalu disampaikan angkanya itu sekitar 200-an," ucapnya usai memimpin rapat koordinasi bersama sejumlah OPD, camat dan lurah, bertempat di aula Mal Pelayanan Publik (MPP), Rabu (27/8/2025).
"Tapi ketika saya memerintahkan kader posyandu, kader KB untuk bergerak mencari (mendata) anak-anak stunting, ternyata ada 2 ribu lebih. Artinya ada 10 persen lebih kenaikan anak stunting (dari data awal)," ulas Agung.
Hasil pendataan tersebut, terang Agung, nantinya menjadi dasar bagi Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk melakukan penanganan langsung di lapangan.
"Saya percaya dengan sinergi seluruh OPD, tenaga kesehatan, kader posyandu, dan semua pihak yang peduli, kita bisa bersama menekan angka stunting di Pekanbaru. Setiap anak berhak tumbuh sehat, cerdas, dan kuat," tegas Agung.
Seperti diketahui, Agung Nugroho pada 31 Juli 2025 lalu memerintahkan supaya dilakukan sweeping guna mendata anak stunting.
Dalam sweeping ini, pemerintah kota mengerahkan kader posyandu dan kader KB untuk mendatangi rumah-rumah warga khususnya yang memiliki balita.
Kader posyandu dan kader KB akan melakukan pengukuran dan penimbangan berat badan anak secara langsung.
Agung menyatakan jika persoalan anak stunting tidak bisa ditangani setengah-setengah, karena menyangkut masa depan generasi Pekanbaru. Ia menginginkan Ibukota Provinsi bisa terbebas dari stunting.***