Betuah Pekanbaru - Sepanjang 2025 ini, penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru sudah mencapai 675 kasus.
Dari 675 kasus tersebut, penderita DBD tertinggi tercatat di Kecamatan Payung Sekaki berjumlah 83 kasus, disusul Marpoyan Damai 68 kasus dan Kecamatan Tuah Madani 66 kasus.
Kemudian di Kecamatan Rumbai 65 kasus, Tenayan Raya 61, Bukit Raya 50, Binawidya 49, Sukajadi 37, Senapelan 35 dan Kecamatan Pekanbaru Kota 31 kasus.
Selanjutnya di Kecamatan Lima Puluh 30 kasus, Kulim 29, Rumbai Timur 29, Rumbai Barat 23, serta di Kecamatan Sail 19 kasus.
"Jadi total 675 kasus DBD hingga minggu ke-37 tahun 2025," kata Kepala Diskes Kota Pekanbaru Hazli Fendriyanto, Senin (22/9/2025).
Meski sudah terdapat ratusan warga yang menderita DBD, namun Diskes Pekanbaru menyatakan jika terjadi tren penurunan kasus.Penurunan kasus sendiri mulai terjadi sejak pekan ke-34 tahun 2025.
"Pada minggu ke 34, 35 dan 36, itu ada 15 sampai 16 kasus setiap minggunya. Terakhir dari data kita, minggu ke-37 hanya terdapat 8 kasus," ungkap Hazli.
Agar kasus DBD bisa terus ditekan, warga diminta untuk tetap menerapkan 3M Plus di antaranya Menguras, Menutup dan Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air dan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
"3M Plus ini adalah upaya pencegahan dan memutus mata rantai penularan nyamuk DBD terhadap manusia," ujar Hazli.
Disebutkannya, ada dua langkah yang akan dilakukan jika ditemukan kasus DBD. Pertama dengan menaburkan bubuk abate untuk membasmi jentik nyamuk di tempat-tempat penampungan air.
Kedua, Diskes Pekanbaru akan melakukan pengasapan atau fogging guna memutus dan membunuh nyamuk dewasa yang berpotensi menularkan virus dengue ke warga di sekitar ditemukan kasus.
"Jadi dengan fogging itu, melakukan pemutusan membunuh nyamuk dewasa supaya tidak semakin banyak. Tapi sekali lagi kita tetap mengedepankan upaya pencegahan dengan 3M Plus," tutup Hazli.***