Walikota Nilai Penyaluran Bansos di Pekanbaru Seperti Cerita Abu Nawas

Jumat, 08 Mei 2020 - 16:05:21 WIB Cetak

Walikota Pekanbaru Firdaus memberi penjelasan terkait penyaluran bansos.

Betuah Pekanbaru - Walikota Pekanbaru Firdaus, menilai sistem penyaluran bantuan sosial (bansos)  bagi warga kurang mampu tak ubahnya seperti cerita Abu Nawas bersama seorang anaknya dan seekor keledai.

"Yang mana, Abu Nawas, anaknya dan seekor keledai melintas di empat perkampungan," ujar walikota, Jumat (8/5/2020).

Ketika melintas di perkampungan pertama, Abu Nawas menaiki keledainya dan menyuruh sang anak berjalan kaki mengikuti di sampingnya. Orang-orang berucap jika Abu Nawas tak punya hati.

"Apa kata orang, itu bapak sangat tegah. Dia enak-enak di atas, anaknya malah disuruh jalan kaki dan memegang tali keledai," cerita walikota.

Mendengar itu, Abu Nawas pun lantas turun dan menyuruh anaknya yang naik ke atas keledai. Namun penilaian yang sama juga didapat saat melintas di perkampungan kedua.

"Kata orang, itu anak tidak sadar diri, orang tua disuruh di bawah pegang tali, dia enak-enak di atas keledai. Salah lagi," ucap walikota.

Abu Nawas lantas menghentikan keledainya dan kemudian ikut naik bersama anaknya di atas keledai. Saat melintas di perkampungan ketiga, lagi-lagi mereka mendapat penilaian yang salah.

"Dasar ayah dan anak yang tidak punya rasa kasihan, keledai kurus kering begitu dinaiki berdua. Salah lagi," lanjut walikota menceritakan.

Kemudian Abu Nawas dan anak, keduanya memilih turun, berjalan kaki bersama menuntun keledainya. Namun tetap saja mendapat penilaian kurang baik dari orang-orang yang ada di perkampungan keempat dan bahkan ada yang menertawakannya.

"Lihat, lihat, dasar orang-orang bodoh, membawa seekor keledai yang kuat tetapi tidak dinaiki bahkan mereka berjalan kaki menuntunnya," papar walikota mencontohkan berbagai penilaian dari sejumlah pihak terkait kebijakan yang diambil oleh pemerintah kota dalam penyaluran bansos.

"Jadi begitulah persepsi masyarakat, makanya kita harus samakan persepsi dulu," ulasnya.

Diterangkan walikota, penanda atau stiker yang ditempel di rumah warga penerima bantuan bansos merupakan jawaban dari kritikan yang menyebut banyak penerima bansos di Pekanbaru sudah tidak layak diberi bantuan.

"Jadi kenapa kita buat tanda? Kemarin ditanya, pak wali, itu mana yang cluster 1, cluster 2, mana 3 dan mana 4, itu tidak tepat sasaran," paparnya.

"Kemudian kita buat penanda, ada yang ngomong, sudah jelas itu rumah kayu, warga miskin, kenapa ditanda juga lagi. Begitulah penilaiannya, semua salah, jadi apapun kebijakan yang diambil akan tetap salah," sesalnya.

Untuk itu, walikota mengajak semua pihak untuk mengambil pelajaran dari lebah. Yang mana, seekor lebah akan mencari bunga meskipun ia tengah berada di tumpukan sampah.

"Artinya, mari kita mencari kebaikan, bukan selalu keburukan yang dicari," tegasnya.

Jika terbiasa mencari keburukan, lanjut walikota, maka tak ubah dari seekor lalat. "Yang mana lalat akan tetap berupaya mencari bau kotor meskipun dia berada di tengah taman bunga sekalipun," tutupnya. (abd)



Baca Juga Topik #Pekanbaru+
Tulis Komentar +
Berita Terkait+