SPPG MBG di Pekanbaru Dihimbau tak Gunakan Cabai Merah Bukittinggi

Senin, 01 Desember 2025 - 22:14:57 WIB Cetak

Wakil Walikota Pekanbaru Markarius Anwar didampingi Asisten I Masykur Tarmizi, saat memimpin rakor dengan SPPG MBG, Senin (1/12/2025).

Betuah Pekanbaru - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau pengelola dapur umum Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pekanbaru, dihimbau agar tak ikut menggunakan cabai merah asal Bukittinggi untuk bumbu masakan.

Wakil Walikota (Wawako) Pekanbaru Markarius Anwar mengatakan, pengelola SPPG disarankan untuk menggunakan cabai asal Medan, Aceh dan Jawa supaya tidak bersaing dengan kebutuhan warga.

"Karena masyarakat Pekanbaru ini kan butuhnya itu kan cabai Bukittinggi, yang pedas," ucapnya, usai rapat koordinasi evaluasi pelaksanaan MBG dan BGN dan SPPG se-Kota Pekanbaru, bertempat di aula Mal Pelayanan Publik (MPP), Senin (1/12/2025).

"Jadi, di MBG ini kalau bisa gunakan lah cabai lain, dari Medan, Aceh dan sebagainya. Sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan masyarakat," ulas Markarius.

Menurutnya, penggunaan cabai merah asal Bukittinggi untuk bumbu masakan MBG bisa memicu lonjakan harga di pasaran. Untuk itu, cabai Bukittinggi diharapkan hanya dikonsumsi oleh warga.

"Sehingga harganya tidak terlalu meroket. Sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat," ujar Markarius.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru Iwan Simatupang menyebutkan, saat ini harga cabai merah asal Bukittinggi di pasar-pasar tradisional sudah menembus angka Rp120 hingga Rp130 ribu per kilo.

"Untuk cabai yang berasal dari Sumatera Barat, Bukittinggi, saat ini sudah ada di harga sekitar Rp120 sampai Rp130 ribu per kilo," ungkapnya.

Kenaikan harga sendiri terjadi sejak beberapa hari terakhir pasca bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar).

Namun demikian, Iwan memastikan lonjakan harga bukan disebabkan dampak bencana tersebut. Sebab, jalur distribusi dari Bukittinggi ke Pekanbaru tidak ada kendala.

"Jadi bukan karena jalur distribusi. Jalurnya masih bagus. Memang kondisi itu disebabkan karena di daerah asal, produksinya tengah terganggu," tutupnya.***



Baca Juga Topik #Pekanbaru+
Tulis Komentar +
Berita Terkait+