Ini 64 Negara yang Diserang Virus Corona, AS Konfirmasi Kematian Pertama

Ahad, 01 Maret 2020 - 22:25:22 WIB Cetak

Petugas medis tengah merawat pasien virus corona. (Foto/Central Hospital of Wuhan/weibo/Reuters)

Betuah Washington - Wabah coronavirus atau Covid-19 yang bermula dari Kota Wuhan, China, kini terus meluas hingga ke 64 negara di dunia. Sejumlah negara kuat pun tak luput dari serangan virus mematikan itu.

Di Amerika Serikat (AS), jumlah warga yang terinfeksi Covid-19 sudah berjumlah 70 kasus dengan satu kematian pertama dikonfirmasi oleh Departemen Kesehatan Washington.

Kematian pertama itu dilaporkan terjadi di negara bagian King di negara bagian Washington, yang meliputi Seattle, sebuah kota dengan lebih dari 700.000 populasi.

"Pasien, yang sakit kronis sebelum tertular Covid-19, meninggal di Rumah Sakit EvergreenHealth di Kirkland, dekat Seattle, dan para pejabat tidak mengetahui bagaimana dia terkena virus," terang kepala unit penyakit menular Departemen Kesehatan Washington Jeffrey Duchin, seperti dikutip Sindonews dari Channel News Asia, Minggu (1/3/2020).

Terkait hal ini, Presiden AS Donald Trump meminta warga Amerika untuk tidak panik terhadap virus corona. "Kami telah mengambil tindakan paling agresif untuk menghadapi virus corona," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

"Negara kita siap untuk keadaan apa pun. Tidak ada alasan untuk panik sama sekali," sambung dia.

Trump mengatakan jumlah kasus yang terdeteksi oleh sistem kesehatan masyarakat AS sekarang mencapai 22. Dikombinasikan dengan pasien yang dipulangkan dari luar negeri, jumlah keseluruhan yang terinfeksi virus Corona di wilayah AS berjumlah 70 kasus.

Menteri Kesehatan AS Alex Azar menyatakan akan lebih banyak kasus yang akan terlihat ke depannya.

"Tetapi penting untuk diingat, bagi sebagian besar orang yang terkena virus corona baru, mereka akan mengalami gejala ringan hingga sedang. Perawatan untuk mereka adalah tetap berada di rumah dan mengobati gejalanya seperti halnya flu," ujarnya.

Thailand dan Australia

Selain AS, Thailand dan Australia juga turut mengonfirmasi kematian pertama akibat virus corona.

Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit Thailand Suwanchai Wattanayingcharoen mengatakan, seorang pria yang didiagnosis menderita demam berdarah dan virus Covid-19 telah meninggal di Thailand.

Berbicara di sebuah konferensi pers, Sunwanchai mengatakan bahwa pasien itu dites negatif untuk Covid-19 pada 16 Februari setelah hampir satu bulan perawatan medis di Institut Penyakit Menular Bamrasnaradura di Nonthaburi, di luar ibukota Bangkok.

"Setelah hampir sebulan perawatan, paru-parunya sudah memburuk dan jantung serta organ-organ internalnya telah bekerja keras. Itu mengakibatkan kegagalan multi-organ dan menyebabkan kematiannya," terang Suwanchai, Minggu (1/3/2020).

Pria Thailand berusia 35 tahun itu adalah orang pertama yang terinfeksi virus Corona yang meninggal di Thailand.

"Kematian pasien adalah akibat dari dua penyakit, pertama demam berdarah dan kemudian ini (Covid-19). Demam berdarah bisa mematikan, seperti yang kita semua tahu, dan itu juga endemik di daerah kita. Ketika dikombinasikan dengan penyakit menular yang muncul, ia menciptakan komplikasi bagi staf akademik dan klinis," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Thaweesilp Wisanuyothin.

Penyebab kematian pria itu akan diperiksa lebih lanjut oleh Komite Penyakit Menular Nasional Thailand. Menurut pejabat kesehatan, pasien dirawat di rumah sakit swasta pada 27 Januari karena demam berdarah tetapi dipindahkan ke Institut Penyakit Menular Bamrasnaradura pada 5 Februari.

Sementara Australia juga menonfirmasi kematian pertama virus corona. Korban diketahui adalah mantan penumpang kapal pesiar Diamond Cruise.

Korban adalah pria berusia 78 tahun dan meninggal di sebuah rumah sakit di Perth pada Minggu pagi. Korban berada di karantina sejak dievakuasi dari kapal pesiar Diamond Cruise di Yokohama.

“Belasungkawa kami bersama keluarganya dan sayangnya ia adalah kematian pertama yang kami alami dari virus Corona di Australia," ujar kepala petugas kesehatan negara bagian Australia Barat, Andrew Robertson, seperti dikutip dari Reuters.

Robertson mengungkapkan bahwa istri pria itu juga tertular virus Corona, tetapi dalam kondisi stabil.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan dalam tweet bahwa ia sedih mendengar kematian pria itu dan pemerintah akan terus melakukan apa yang bisa dilakukan untuk melindungi warga Australia dari virus Corona.

"Kami memantau dan menanggapi informasi yang kami terima setiap hari," tweet Morrison. "Kami tidak kebal, tetapi kami siap seperti negara mana pun dan kami akan melewati ini," ujarnya.

Prancis dan Korsel

Kepala pelayanan kesehatan masyarakat Prancis Jerome Salomon, mengatakan, negara itu memiliki 100 kasus infeksi virus Corona baru yang telah dikonfirmasi. Jumlah ini meningkat dari 73 kasus sebelumnya.

"Dari kasus-kasus itu, dua orang telah meninggal, 12 telah pulih dan 86 berada di rumah sakit, sembilan di antaranya dalam kondisi serius," terang Salomon seperti dikutip dari Reuters, Minggu (1/3/2020).

Sementara Korsel melaporkan 376 lebih banyak kasus virus Corona, sehingga total menjadi 3.526. Jumlah ini menjadi yang terbesar di dunia di luar China.

"Hampir 90 persen dari kasus baru berada di Daegu, pusat wabah negara itu, dan provinsi tetangganya di Gyeongsang Utara," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) dalam sebuah pernyataan.

"Korban tewas berdiri di 17, tidak berubah dari hari sebelumnya," sambung KCDC seperti dikutip dari Channel News Asia.

Diperkirakan secara nasional total kasus infeksi di Korsel akan meningkat lebih lanjut dengan penyaringan terhadap lebih dari 260 ribu orang yang terkait dengan Gereja Shincheonji Yesus, entitas rahasia yang sering dituduh sebagai aliran sesat yang terkait dengan sekitar setengah dari kasus infeksi virus Corona di negara itu.

Jalan-jalan Daegu - kota terbesar keempat di Korea Selatan dengan populasi 2,5 juta - sebagian besar telah ditinggalkan selama berhari-hari, terlepas dari antrian panjang di beberapa toko dengan masker untuk dijual.

Pihak berwenang telah mendesak masyarakat untuk berhati-hati dan siapa saja yang menderita demam atau gejala pernapasan untuk tinggal di rumah.

Tetapi para pejabat mengatakan mereka tidak mempertimbangkan karantina di seluruh kota yang mirip dengan penguncian yang diterapkan di kota Wuhan, China tengah, tempat virus itu pertama kali muncul.

Pemerintah telah memberlakukan perpanjangan satu minggu untuk libur sekolah secara nasional. Di Daegu, libur sekolah diperpanjang tiga minggu.

Hingga Minggu (1/3/2020) siang, jumlah kasus yang telah terkonfirmasi di seluruh dunia berjumlah sebanyak 86.986 kasus dengan 2.979 kematian dan 42.294 pasien yang sembuh.

Sedangkan.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hingga saat ini ada lebih dari 85.000 infeksi virus Corona di seluruh dunia, mayoritas di China. Di luar Cina, 64 negara dan wilayah, dengan lebih dari 6.000 kasus dan 86 kematian. (red)

Berikut 64 negara yang telah mengonfirmasi adanya kasus virus corona Covid-19 seperti dikutip dari Kompas:

1. Afghanistan
2. Algeria
3. Aljazair
4. Australia
5. Austria
6. Azerbaijan
7. Bahrain
8. Belarus
9. Belgia
10. Brazil

11. Kamboja
12. Kanada
13. China
14. Kroasia
15. Denmark
16. Mesir
17. Ekuador
18. Estonia
19. Finlandia
20. Perancis

21. Georgia
22. Jerman
23. Yunani
24. India
25. Iran
26. Irak
27. Islandia
28. Israel
29. Italia
30. Jepang

31. Kuwait
32. Lebanon
33. Lithuania
34. Luxemburg
35. Malaysia
36. Meksiko
37. Monaco
38. Nepal
39. Belanda
40. Nigeria

41. Macedonia Utara
42. Norwegia
43. Oman
44. Pakistan
45. Filipina
46. Qatar
47. Romania
48. Rusia
49. Selandia Baru
50. Singapura

51. Korea Selatan
52. San Marino
53. Spanyol
54. Sri Lanka
55. Swedia
56. Swiss
57. Taiwan
59. Thailand
59. Uni Arab Emirat
60. Inggris

61. AS
62. Vietnam
63. Irlandia
64. Armenia



Baca Juga Topik #internasional+
Business

Kekerasan Geng Lumpuhkan Haiti

Senin, 18 Maret 2024
Tulis Komentar +
Berita Terkait+