Ketua TP PKK Kota Pekanbaru Raja Rilla Mustafa Muflihun, pada kegiatan Crash Program Polio, Senin (6/3/2023).
Betuah Pekanbaru - Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, menggelar Crash Program Polio secara serentak di seluruh kecamatan, Senin (6/3/2023).
"Crash Program Polio ini kita laksanakan selama 7 hari, dimulai tanggal 6 sampai tanggal 12 Maret," kata Kepala Diskes Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih, Senin sore.
Disampaikannya, Crash Program Polio bertujuan untuk mencegah anak usia 0 sampai 59 bulan dari penyakit poliomyelitis.
"Penyakit poliomyelitis ini ditandai dengan lumpuh layu mendadak. Artinya, anggota geraknya terutama kaki tidak bisa berfungsi. Ini tentu nantinya akan menyebabkan si anak tidak bisa produktif," ungkap Zaini.
Di samping menyebabkan kelumpuhan, terang dia, penyakit polio juga bisa menyerang pernapasan.
"Kita khawatirkan kalau terkena otot pernapasan, itu bisa menyebabkan kematian. Maka itu perlu anak kita, kita vaksinasi dengan vaksin polio," ucapnya.
Pelaksanaan Crash Program Polio sendiri, disebutkan Zaini mendapat dukungan penuh dari Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekanbaru Raja Rilla Mustafa Muflihun.
"Beliau ini juga sebagai Duta Imunisasi Kota Pekanbaru. Alhamdulillah, beliau mendukung penuh terlaksananya Crash Program Polio ini. Hari pertama kegiatan, beliau mendatangi Kecamatan Bukit Raya dan Limapuluh," paparnya.
Lebih jauh dikatakan Zaini, Kota Pekanbaru dan seluruh kabupaten/kota di Indonesia sebenarnya sudah dinyatakan bebas polio pada 2016 lalu seiring dengan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
"Namun ternyata pada Desember 2022 kemarin, itu ditemukan kasus di Provinsi Aceh, tepatnya di Kabupaten Pidie. Itu ada 6 kasus polio. Maka dari pusat, Kementerian Kesehatan mewajibkan Aceh dan Sumatera Utara kembali melaksanakan PIN," ujarnya.
Sementara untuk Riau dan Sumatera Barat (Sumbar), lanjut dia, diminta melaksanakan Crash Program Polio. Dalam crash program ini ada dua jenis polio yang diberikan yakni polio oral atau tetes dan polio suntikan.
"Kalau oral itu diutamakan untuk anak usia 0 sampai 4 bulan. Sedangkan suntikan usia 4 sampai 59 bulan. Dalam crash program ini, semua anak usia 0 sampai 59 bulan tanpa memandang imunisasinya, semuanya diberikan vaksin," tururnya.
Dengan adanya Crash Program Polio, diharapkan ke depannya tak ada lagi balita di Ibukota Provinsi Riau yang tidak mendapatkan vaksinasi polio.
"Untuk itu, himbauan kami kepada seluruh masyarakat yang memiliki anak usia 0 sampai 59 bulan silahkan mendatangi posyandu, puskesmas, termasuk juga rumah sakit. Karena ada 29 rumah sakit yang ikut menyelenggarakan imunisasi polio ini," tutupnya. (abd)