Download our available apps

Turun jadi 8,7 Persen, Pekanbaru Terbaik 2 Penurunan Stunting di Riau
Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, saat menerima piagam penghargaan peringkat terbaik 2 penurunan stunting dari Pj Gubri SF Hariyanto.

Betuah Pekanbaru - Kota Pekanbaru menempati peringkat terbaik 2 penurunan stunting di Provinsi Riau dan diberikan piagam penghargaan.

Piagam penghargaan itu diserahkan secara langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Riau S.F Hariyanto kepada Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, pada Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa se-Provinsi Riau Tahun 2024 di Ballroom Hotel Labersa, Siak Hulu, Kampar, Jumat (3/5/2024).

Usai kegiatan, Muflihun menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tersebut.

Ia, berharap penghargaan yang diterima bisa menjadi motivasi bagi Pemko Pekanbaru untuk terus berupaya maksimal menurunkan dan mengentaskan stunting di Kota Bertuah.

Baca Juga

"Karena penghargaan ini bukan tujuan akhir yang ingin kita capai. Tapi bagaimana dengan penghargaan yang didapat ini, kita menjadi lebih semangat dan aktif dalam melaksanakan program percepatan penurunan stunting," ucapnya.

Atas penghargaan yang diterima, Muflihun tak lupa menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerjasama berbagai pihak dalam penanganan stunting di Kota Pekanbaru.

"Dengan adanya kolaborasi, tentu penanganan yang kita lakukan bisa lebih maksimal. Sebab, Kota Pekanbaru memiliki target menjadi zero stunting," ujarnya.

Seperti diketahui, pada 2022 lalu terdapat sebanyak 318 anak di Kota Pekanbaru yang mengalami stunting atau gangguan tumbuh karena kekurangan gizi dalam waktu yang cukup lama. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, di 2023 turun menjadi 115 anak.

115 anak yang masih mengalami stunting itu kemudian diberikan pendampingan oleh Pemko Pekanbaru melalui program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

Dalam program ini, Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, Forkopimda, Sekdako Indra Pomi Nasution dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ditetapkan sebagai orangtua pendamping bagi anak stunting.

Dijalankan selama 6 bulan, masing-masing bapak asuh anak stunting wajib memberikan bantuan makanan penunjuang pertumbuhan kepada anak asuh stunting masing-masing dengan besaran Rp500 ribu per bulan.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Pekanbaru yang sebelumnya berada di angka 16,8 persen, kini sudah turun menjadi 8,7 persen.***