Waspada Virus Corona, Sejumlah Negara Larang Masuk Pelancong Cina

Sabtu, 01 Februari 2020 - 22:52:18 WIB Cetak

Sejumlah warga Singapura yang dipulangkan dari Wuhan, Hubei, China, Kamis (30/1/2020). (Foto/Kementerian Luar Negeri Singapura/Sindonews)

Betuah Singapura - Sejumlah negara seperti Singapura, Amerika Serikat dan Australia, memberlakukan larangan masuk terhadap seluruh pelancong Cina ke negara tersebut.

Larangan masuk bagi pelancong Cina ini merupakan antisipasi atas mewabahnya virus corona di Kota Wuhan, Cina.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan jika larangan masuk bagi pelancong Cina itu berlaku mulai Sabtu (1/2/2020). Larangan tersebut juga akan berlaku untuk penumpang yang transit, tetapi pemerintah akan membebaskan penduduk (resident) dan pemegang izin jangka panjang seperti yang memiliki izin kerja, visa pelajar atau izin kunjungan jangka panjang.

Singapura meningkatkan kewaspadaan pasca ditemukannya 13 kasus virus corona baru. Semua pasien merupakan pelancong dari Kota Wuhan, Cina. Pemerintah setempat telah memperingatkan bahwa wabah itu akan merusak ekonominya.

"Mengingat meningkatnya kemungkinan penularan dari pelancong baru yang tiba dari bagian lain daratan Cina, Kementerian Kesehatan telah menilai bahwa lebih bijaksana untuk mengambil tindakan pencegahan dini pada tahap ini," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

Kemudian di Australia, larangan masuk juga berlaku bagi turis atau pengunjung asing yang telah bepergian ke daratan Cina dalam 14 hari terakhir.

Kebijakan Canberra ini diumumkan Perdana Menteri Scott Morrison pada Sabtu (1/2/2020) sore, datang ketika jumlah orang Australia yang dikonfirmasi telah terjangkit virus Corona baru bertambah menjadi 12 orang dengan tiga kasus baru ditemukan di Victoria dan Australia Selatan.

Menteri Utama Queensland Annastacia Palaszczuk menyerukan agar semua penerbangan dari Cina ke Australia dilarang. Maskapai Qantas sendiri sudah memutuskan untuk menunda layanan ke daratan Cina.

Pada konferensi pers Sabtu sore, PM Morrison mengatakan semua pelancong asing yang telah meninggalkan atau melewati daratan Cina 14 hari sebelum tiba di Australia sekarang akan ditolak masuk ke negara itu.

Menurut Morrison, warga negara Australia, penduduk tetap dan keluarga dekat mereka akan dikecualikan dari tindakan ketat.

"Akan ada pengaturan penyaringan dan penerimaan lanjutan di bandara-bandara utama dan semua warga Australia yang tiba dari Cina akan diberitahu untuk 'mengisolasi diri' selama 14 hari untuk memastikan mereka tidak terpengaruh. Langkah-langkah akan ditinjau dalam dua minggu," katanya.

Begitu juga di Amerika Serikat (AS), pemerintah setempat turut mengeluarkan larangan masuk bagi pelancong asal Cina atau pun turis asing lainnya yang telah melakukan perjalanan ke Cina selama dua minggu terakhir. 

Kebijakan itu diumumkan AS pada Jumat waktu Washington ketika pemerintah menyatakan darurat kesehatan masyarakat.

Bagi warga Amerika yang pulang dari provinsi Hubei yang tengah dilanda wabah corona, akan ditempatkan di fasilitas khusus untuk karantina wajib selama 14 hari. Demikian disampaikan Menteri Kesehatan Alex Azar.

Sedangkan warga AS yang datang dari wilayah lain di Cina akan menjalani pemeriksaan kesehatan di pelabuhan masuk dan kemudian ditempatkan di bawah karantina sendiri di rumah yang diawasi.

"Saya hari ini telah menyatakan bahwa Coronavirus menghadirkan keadaan darurat kesehatan masyarakat di Amerika Serikat," kata Azar saat pengarahan di Gedung Putih.

Menurutnya, arahan akan mulai berlaku pada 2 Februari dari pukul 17.00 sore waktu setempat.

"Warga negara asing, selain keluarga dekat warga negara AS dan penduduk tetap, yang telah melakukan perjalanan di Cina dalam 14 hari terakhir akan ditolak masuk ke Amerika Serikat untuk kali ini," ujarnya.

AS sendiri mengkonfirmasi sebanyak 16 kasus corona di negara itu.

259 Orang Meninggal Dunia

Pemerintah Cina sendiri merilis update atau pembaharuan penyebaran virus korona pada Sabtu (1/2/2020). Data terbaru menyatakan jumlah orang yang meninggal menjadi 259 orang dan 11.791 lainnya terinfeksi dari jumlah sebelumnya 2.102 orang.

Komisi Kesehatan Nasional Cina mengatakan dalam laporan hariannya bahwa 46 orang meninggal lagi karena penyakit tersebut. Sebagian besar korban meninggal dan jumlah kasus ditemukan di Provinsi Hubei, khususnya Kota Wuhan.

Jumlah kematian baru dan kasus-kasus yang baru saja bertambah semakin tinggi setiap hari sejak Cina "membunyikan alarm" nasional sejak wabah itu muncul akhir Desember 2019.

Epidemi ini telah menyebar luas hingga ke berbagai negara setelah para warga Cina bepergian ke luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek. Virus itu dilaporkan sudah menyebar di lebih dari 20 negara. (red) 



Baca Juga Topik #internasional+
Business

Kekerasan Geng Lumpuhkan Haiti

Senin, 18 Maret 2024
Tulis Komentar +
Berita Terkait+