Didatangi Satpol PP, Dua Masjid di Purwodadi tak Jadi Shalat Jumat

Jumat, 01 Mei 2020 - 22:32:33 WIB Cetak

Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono, memperlihatkan himbauan pemerintah tentang peniadaan shalat berjamaah kepada salah seorang jamaah.

Betuah Pekanbaru - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru, Jumat (1/5/2020) siang mendatangi dua masjid di Purwodadi, Panam, yang hendak melaksanakan Shalat Jumat berjamaah di tengah kekhawatiran merebaknya wabah Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.

Dua masjid yang hendak melaksanakan Shalat Jumat tersebut yakni Masjid Bundar Al- Murtaja dan Masjid Babul Iman.

Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono yang lansung turun bersama sejumlah personelnya, sempat berdiskusi dengan sejumlah jamaah yang bersikeras ingin tetap melaksanakan Shalat Jumat.

Kepada jamaah, Agus berupaya menjelaskan dan menyampaikan himbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta pemerintah tentang peniadaan Shalat Jumat dan shalat wajib berjamaah di masjid untuk sementara waktu dan diganti dengan shalat di rumah masing-masing.

Namun, jamaah enggan mengikuti himbauan MUI dan pemerintah dengan alasan pengurus masjid sudah menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan tidak bersalaman antar jamaah.

"Kami sudah mengikuti protokol kesehatan, pakai masker, tidak bersalaman," ujar salah seorang jamaah.

Jika pemerintah tetap melarang pelaksanaan Shalat Jumat dan shalat lima waktu berjamaah, mereka meminta agar pemerintah lebih baik menyegel seluruh masjid.

"Kalau memang kami tidak boleh melaksanakan shalat berjamaah di masjid, tolong buat surat perintahnya dan segel masjid ini," pinta seorang jamaah yang mengenakan baju koko berwarna hijau.

Salah seorang jamaah berdebat dengan Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono.

Di sela perdebatan, tiba-tiba datang seorang jamaah dan langsung berdiri di depan Kepala Satpol PP Agus Pramono.

Kepada Agus, dia menyatakan jika shalat di rumah secara sendiri bukan dinamakan sebagai Shalat Jumat. Untuk itu, ia menegaskan jika tetap dilarang, ia bersedia mati asalkan bisa melaksanakan Shalat Jumat.

"Pak, kalau kami dilarang Shalat Jumat di sini, matipun kami mau," tegasnya dengan nada sedikit tinggi. Namun jamaah lain langsung menenangkan seorang jamaah tersebut.

Meski jamaah sudah mulai emosional, akan tetapi Agus terlihat tetap tenang dan terus meminta agar jamaah tidak melaksanakan Shalat Jumat untuk sementara waktu sesuai himbauan MUI dan pemerintah.

"Ini bukan larangan saya, ini sesuai himbauan MUI dan pemerintah. Jadi kalau bapak-bapak ingin protes, silahkan kepada Majelis Ulama. Masyarakat dihimbau agar tidak melaksanakan shalat berjamaah untuk kepentingan bersama," ujar mantan Perwira TNI AD berpangkat Kolonel ini.

"Saya juga beragama Islam pak. Sama seperti bapak-bapak sekalian, saya juga ingin melaksanakan Shalat Jumat. Tapi karena kondisi tidak memungkinkan, jadi saya berharap agar Shalat Jumat ditiadakan dulu," pintanya menambahkan.

Setelah berdebat panjang lebar, akhirnya para jamaah bisa memahami dan mengurungkan niat mereka untuk melaksanakan Shalat Jumat berjamaah. (abd)



Baca Juga Topik #Pekanbaru+
Tulis Komentar +
Berita Terkait+