Jadi Ancaman F-35, AS Desak Turki Tarik S-400 dari Kawasan Laut Hitam

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 22:06:16 WIB Cetak

S-400 buatan Rusia. Foto Reuters

Betuah Washington - Pemerintah Amerika Serikat (AS), mendesak Turki untuk menarik kembali sistem pertahanan canggih buatan Rusia S-400 yang dilaporkan telah dikerahkan ke Provinsi Samsun di kawasan Laut Hitam.

Menteri Luar Negeri Amerika Michael Pompeo, menyerukan agar Ankara menjadi mitra yang baik untuk NATO.

"Sangat disayangkan apa yang mereka pilih untuk dilakukan dengan membeli sistem senjata S-400. Kami mendesak mereka untuk mempertimbangkan kembali dan menariknya kembali," kata Pompeo dalam acara radio Hugh Hewitt pada Jumat yang dilansir Sputniknews, Sabtu (10/10/2020).

"Kami membutuhkan Turki untuk menjadi mitra NATO yang baik untuk membantu dalam keamanan sayap selatan NATO," sambung Pompeo.

Pada hari Rabu, kantor berita Sputnik Turkey melaporkan bahwa Ankara telah mengerahkan sistem pertahanan rudal S-400 ke Provinsi Samsun. Namun Pihak berwenang Turki belum membuat pernyataan resmi tentang ini.

Departemen Luar Negeri Amerika pada hari Kamis mengaku sudah mengetahui laporan tentang pengerahan senjata pertahanan canggih buatan Rusia tersebut.

Departemen itu menyampaikan keprihatinan AS, dan menambahkan bahwa transaksi S-400 menempatkan Turki pada risiko terkena sanksi Amerika di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).

Sejak 2018, Amerika Serikat telah memperkenalkan sejumlah langkah untuk menekan pemerintah Turki agar membatalkan pembelian S-400 Rusia, termasuk mengeluarkan Turki dari rantai pasokan pesawat jet tempur siluman F-35 meskipun ada biaya tambahan untuk program tersebut.

Amerika Serikat telah mengusulkan untuk membeli S-400 dari Ankara dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan. Washington telah mengklaim S-400 tidak sesuai dengan standar keamanan NATO dan bisa membahayakan operasi jet tempur siluman F-35.

Turki telah berulang kali berjanji untuk mengaktifkan sistem rudal yang telah dikirim oleh Rusia pada musim panas lalu meskipun ada ancaman sanksi dari AS. Demikian seperti dikutip dari Sindonews. (red)



Baca Juga Topik #internasional+
Tulis Komentar +
Berita Terkait+