Walikota Pekanbaru Firdaus, saat menerima penghargaan Smart City dari Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerald Plate.
Betuah Pekanbaru - Pembangunan di Kota Pekanbaru sejak satu dekade atau 10 tahun terakhir, terus berkembang pesat di berbagai sektor.
Di bawah kepemimpinan Dr H Firdaus MT dan H Ayat Cahyadi S.Si, saat ini Pekanbaru sudah mejelma menjadi Kota Metropolitan dan tengah bertransformasi menuju Kota Mengapolitan Pekansikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan).
Dengan posisi wilayah yang sangat strategis, Pekanbaru memiliki potensi yang unik, karena berada tepat di tengah Provinsi Riau dan di jantung Pulau Sumatera.
Dikelilingi daerah yang kaya dengan sumber daya alam, serta berada pada jalur lintas timur Sumatera dan sekaligus berfungsi sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat menuju kawasan Asia, Amerika dan Eropa, Pekanbaru pun menjelma menjadi kota harapan baru di Negara Republik Indonesia.
Sebagai Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru juga telah mampu hadir menjadi magnet pertumbuhan dan menjadi lambang semangat serta ambisi dari sebuah kota yang terus bergerak maju dalam mewujudkan sebagai pusat bisnis dan investasi yang diharapkan bisa menjadi gerbang perdagangan Indonesia bagian barat.
Hal itu juga sejalan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yakni koridor Pekanbaru dan koridor Batam, yakni menjadi koridor pusat ekonomi. Ini juga sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 1 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025, serta RPJMD 2012-2017.
Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST, MT - H Ayat Cahyadi S.Si.
Untuk itu, Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru Firdaus - Ayat Cahyadi merumuskan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekanbaru tahun 2017-2022 yakni "Terwujudnya Pekanbaru Sebagai Smart City Yang Madani".
Guna mewujudkan visi-misi tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru menerapkan enam pilar pembangunan di antaranya Smart Government, Smart People, Smart Environtment, Smart Economy, Smart Mobility, dan Smart Living.
Smart Government sebagai salah satu indikator penting bagi kota pintar mengharuskan adanya beberapa aspek penting dalam pemerintahan. Tiga aspek utama dalam Smart Governance adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemerintahan, mewujudkan transparansi dan keterbukaan data, serta merumuskan kebijakan sesuai dengan kebutuhan warga.
Smart People berarti penduduk kota yang dapat dikatakan smart, tidak hanya mengacu pada kualifikasi edukasi seseorang tapi juga kualitas interaksi sosial yang terbentuk. Pembentukan kota cerdas tidak terlepas dari Smart Society atau masyarakat yang cerdas. Penggunaan teknologi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari bukan merupakan satu-satunya syarat untuk penerapan sebuah kota pintar.
Kemudian untuk Smart Living, Pemerintah Kota Pekanbaru juga memiliki konsen bagaimana masyarakat mendapatkan sarana dan prasarana kesehatan dengan membangun rumah sakit rujukan madani, kemudian juga membangun Puskesmas Rawat Inap yang berlokasi di pusat kota.
Puskesmas ini juga disebut puskesmas pariwisata. Di samping itu juga memberikan kemudahan izin di investasi sektor kesehatan seperti rumah sakit, klinik 24 jam, klinik bersalin, laboratorium.
Namun demikian perlu disadari bahwa itu hanya di hilir saja. Sementara perlu juga strategi untuk mengelola hulunya yaitu kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan itu berkontribus 40 persen terhadap kesehatan masyarakat, kemudian gaya hidup sebesar 30 persen, pelayanan medis 20 persen dan genetic 10 persen.
Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus MT, meninjau salah satu pusat perbelanjaan.
Pada sisi lain ikhitiar untuk menjadikan Kota Pekanbaru lebih kompetitif melalui peluang baru yang disediakan oleh desentralisasi, dan mempersiapkan strategi pembangunan yang memberikan dampak luas terhadap ekonomi, investasi dan sosial menjadi bagian penting dalam menuju kota yang dicintai oleh warganya.
Upaya ini juga telah mendorong manajemen publik yang lebih efektif dan efisien serta meningkatkan tata kelola Pemerintah Kota Pekanbaru dalam pemberian layanan termasuk dengan hadirnya Mal Pelayanan Publik, sebuah terobosan dalampelayanan pemerintah kota yang terintegrasi dan terpadu.
Selain itu, penekanan ditempatkan pada pentingnya melibatkan pemangku kepentingan yang berbeda, yang akan mengarah pada analisis terpadu masalah perkotaan dan, oleh karena itu, solusi terpadu. Isu-isu terkait seperti kelestarian lingkungan perkotaan dan peran teknologi informasi modern menjadi sangat penting.
Pertumbuhan penduduk yang terus melaju pesat, menjadi modal utama bagi Pemerintah Kota Pekanbaru untuk memoles ide menutupi kekurangan sumber daya alam yang dimiliki.
Berdasarkan catatan statistik, pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru sebesar 4,5 persen per tahun dengan komposisi penduduk yang heterogen, multietnik dan multiagama.
Saat ini, jumlah penduduk Pekanbaru tercatat sebanyak 1,136,557 jiwa pada malam hari dan 1,4 juta jiwa pada siang hari.
Bagi Firdaus - Ayat, sebagai tahapan awal untuk mencapai masyarakat madani dilakukan dengan perubahan cara berfikir dan berperilaku melalui revolusi mental, membangun masyarakat berakhlak mulia, berkarakter dan berkualitas.
Revolusi mental merupakan gerakan perubahan dalam menciptakan masyarakat yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing melalui peningkatan akhlak, pembentukan karakter dan kualitas masyarakat atau gerakan menciptakan masyarakat madani.
Kondisi wajah Kota Pekanbaru di kawasan Jalan Soekarno-Hatta dan Tuanku Tambusai.
Menuju Kota Megapolitan Pekansikawan
Sejalan dengan bergulirnya otonomi daerah dan bergantinya kepemimpinan, Kota Pekanbaru terus berkembang pesat dan menjelma menjadi kota yang luar biasa di Indonesia dalam dekade 10 Tahun terakhir dan saat ini tengah bertansformasi menjadi Kota Megapolitan Pekansikawan.
Pekansikawan sendiri merupakan kerja sama regional untuk percepatan pertumbuhan kawasan dalam pembangunan kota yang modern, melalui konsep smart city atau kota pintar, liveable city atau kota layak hidup, dan greencity.
Kerjasama ini bertujuan untuk peningkatan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, percepatan pengembangan daerah perbatasan, pengelolaan potensi daerah dengan saling menguntungkan demi kepentingan masyarakat, serta bertujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik yang efektif dan efisien di wilayah Pekansikawan yang memiliki penduduk 2,3 juta jiwa.
Kota Metropolitan Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan sendiri telah digagas Walikota Pekanbaru Firdaus sejak 2016 lalu. Gagasan itu terwujud pada 2019 bersama 20 kawasan metropolitan lainnya di Indonesia.
Saat ini, akses ke Pekansikawan telah dibuka. Masyarakat di daerah hinterland Pekansikawan telah dimudahkan untuk mendapatkan akses mulai dari transportasi, skema KPBU SPAM, pendidikan, hingga fasilitas kesehatan.
Pelayanan di bidang trasportasi ditandai dengan dimulainya pelaksanaan Konektivitas Moda Angkutan Darat dengan adanya rencana operasi angkutan massal aglomerasi Pekansikawan melalui Terminal BRPS-Simpang Sei Pinang, Terminal BRPS-Rimbo Panjang, Terminal BRPS-Marpoyan (Via Kubang Raya), Stadion Rumbai-Minas dan Pasar Tangor-Simpang Beringin.
Walikota Pekanbaru Firdaus dan Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, menandatangani draf kerjasama pelayanan air bersih melalui proyek SPAM Pekanbaru-Kampar.
Kemudiam di bidang air bersih dimulainya sistem KPBU SPAM Kampar-Pekanbaru. Dalam hal ini, Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar menjadi salah satu lokasi terwujudnya gagasan Firdaus saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) mengenai Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
SPAM regional lintas Pekanbaru dan Kampar merupakan salah satu agenda pembangunan kawasan Pekansikawan. Artinya, proyek ini didukung Pemprov Riau, Pemko Pekanbaru, dan Pemkab Kampar.
Selanjutnya di bidang pendidikan ditandai dengan beberapa buah sekolah di daerah penyangga milik Pemko Pekanbaru yang diisi oleh murid-murid, anak-anak dari daerah Penyangga.
Sementara di bidang kesehatan ditandai dengan beberapa faskes yang turut mengakomodir masyarakat di daerah penyangga Pekansikawan.
Selain itu, unsur yang semakin Pekanbaru menyongsong Megapolitan Sikawan adalah:
Di tahun 2021, Kota Pekanbaru ditetapkan oleh BRIN (Badan Riset Nasional) sebagai daerah yang memiliki daya saing sangat tinggi.
Nilai Indeks Daya Saing Kota Pekanbaru tahun 2021 dari keempat aspek yang diukur adalah 3.757 dengan rincian masing masing aspek adalah Aspek Ekositem Inovasi sebesar 3.94, Aspek Penguat/ Enabling Environtment sebesar 3.21, Aspek Sumber Daya Manusia/ Human Capital sebesar 4.00 dan Aspek Pasar Sebesar 3.88.
Pekanbaru merupakan kota dengan perputaran uang tertinggi di luar pulau Jawa dan merupakan kota tujuan investasi nasional selama lebih kurang 8 tahun berturut-turut. (adv)