DPRD Payakumbuh Pelajari Program Ketahanan Pangan Disketapang Pekanbaru

Rabu, 15 Februari 2023 - 12:43:41 WIB Cetak

Sekretaris Disketapang Kota Pekanbaru Adi Lesmana, menerima cinderamata dari Anggota DPRD Payakumbuh usai pertemuan konsultasi dan tukar informasi terkait program ketahanan pangan.

Betuah Pekanbaru - Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru, menerima kunjungan kerja dari DPRD Kota Payakumbuh dalam rangka konsultasi dan tukar informasi terkait program ketahanan pangan, Selasa (14/2/2023).

Kedatangan rombongan DPRD Payakumbuh yang terdiri dari 4 orang anggota dari berbagai komisi dan fraksi ini disambut oleh Sekretaris Disketapang Kota Pekanbaru Adi Lesmana didampingi Kepala Bidang (Kabid) Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail S.Pi, Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna SH M.Si, serta Kepala Bidang Keamanan dan Konsumsi Pangan Yarnengsih Alam beserta staf.

''Kami ke Pekanbaru ingin mencari informasi terkait upaya meningkatkan  ketahanan pangan di Kota Pekanbaru. Sehingga kalau ada gebrakan-gebrakan baru, itu yang akan kita kembangkan di Kota Payakumbuh,'' ucap Maharnis Zul, pimpinan rombongan DPRD Payakumbuh yang hadir di kantor Disketapang Pekanbaru.

Disampaikannya, meski Payakumbuh dikenal sebagai daerah penghasil untuk produk pangan, namun Payakumbuh juga terus belajar untuk melihat apa yang baik dan bagus telah dilakukan di daerah lain untuk kemudian dilaksanakan di Payakumbuh.

''Misalnya, kami sudah sampai ke Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk melihat budidaya pertanian padi. Di sana, produksi padinya 8 ton per hektare. Kita masih 4 ton. Kalau kita bisa capai 6 ton saja, kita sudah surplus dan swasembada. Artinya, petani kita sejahtera,'' ujar Maharnis, anggota Fraksi PAN ini.

''Begitu pun dengan ke Pekanbaru, kita banyak mendapat infomasi terkait pengram yang bagus, dan bisa kita contoh. Ternyata memang iya, itu akan kita akomodir dan akan diadopsi untuk dikoordinasikan bersama pemerintah daerah di Payakumbuh," ulas dia.

Sementara itu, Sekretaris Disketapang Pekanbaru Adi Lesmana mengungkapkan ada banyak program yang telah dilaksanakan di Kota Pekanbaru, ada yang pastinya juga dilaksanakan di Kota Payakumbuh.

Namun, layaknya daerah yang bukan penghasil utama sektor pangan dan pertanian, Disketapang lebih mengedepankan upaya-upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui program yang dikelola, dalam upaya memastikan ketersediaan pangan tercukupi dan layak dikonsumsi masyarakat dan terkini tentunya. Program ini harus mampu membantu pemerintah daerah untuk menekan inflasi.

Di tempat yang sama, Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail menjelaskan ada banyak sekali program yang ditaja oleh Disketapang Kota Pekanbaru dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan.

Salah satunya, sebut Ismail, saat ini di Kota Pekanbaru sudah ada 160 Kelompok Wanita Tani (KWT).

''Kita di Pekanbaru memiliki tak kurang dari 160 KWT. Dari KWT yang ada ini, ada yang aktif, maju dan berkembang, ada juga yang tidak. Nah, untuk mendorong kemajuan dari keberadaan KWT ini dan manfaatnya untuk jangka panjang, kita dukung dengan pelatihan dan pembinaan manajerial,'' terang dia.

Tak hanya KWT, lanjut Ismail, Disketapang Pekanbaru juga mengelola lokasi cadangan pangan terintegrasi atau yang lebih dikenal dengan singkatan siCANTIG, Pekarangan Pangan Lestari (P2L) serta program terbaru yang diinisiasi untuk mencegang tingginya laju inflasi, yang diberi nama Gertam (Gerakan Tanam) yang difokuskan untuk penanaman cabai dan bawang merah.

Memang, sebut Ismail, untuk KWT saat ini yang menjadi penekanan bagi Disketapang adalah memberikan pemahaman pada para petani pada dua hal yakni meningkatkan kemampuan untuk bertani, serta kedua mengembangkan kemampuan manajerial dalam mengelola usaha pertanian.

Dengan harapan, nantinya usaha-usaha pertanian yang mendapat bantuan dari program pemerintah untuk bisa terus berkembang dan makin besar lagi.

Hal senada juga disampaikan Kabid Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna. Ia menjelaskan tentang beberapa program yang dikelola terkait kemudahan untuk distribusi pangan.

''Kami mengelola outlet diberi nama Puan Berseri. Yang mana outlet ini menyediakan kebutuhan pangan untuk masyarakat dengan harga yang relatif lebih bagus,'' ungkapnya.

Dia mencontohkan, untuk beras memang Kota Pekanbaru tidak memiliki lahan pertanian. Namun demikian, harga yang beras yang dijual di Puan Berseri serba murah.

"Caranya kita membeli dari distributor beras dari Payakumbuh, dan kita tak ambil untung. Biaya pekerja juga menggunakan THL, jadi tak bayar, sehingga biaya penjualan bisa ditekan,'' paparnya.

''Begitu juga kita kerja sama dengan Bulog. mereka punya beras import dari Thailand, karena kebetulan warga kita di Pekanbaru ini kan sukanya beras PARA, yang berderai, ya kita beri harga yang lebih bagus untuk membantu,'' sambung Dinas Husna.

Selain itu, pada Outlet Puan Berseri, setiap akhir pekannya bersamaan dengan pelaksanaan Car Free Day juga ada aktivitas pangan murah yang dilakukan Puan Berseri serta para petani sayuran.

''Kalau di arena ini, karena selalu ramai, biasanya sayuran yang segar-segar itu selalu habis terjual,'' kata dia.

''Sejalan dengan kehadiran Bapanas, saat ini, kita juga rutin melaksanakan program Gerakan Pangan Murah (GPM). Itu disubsidi Bapanas untuk tenda dan ongkos angkut. Kita pinjam barang dari distributor, kita jualkan, kita terbantulah dengan program ini,'' Dinas Husna menjelaskan.

''Tahun lalu kita laksanakan GPM sebanyak 4 kali, tapi tahun 2023 ini, kita dapat alokasi untuk 24 kali GPM, dan sudah 2 kali kita laksanakan, ini sangat membantulah bagi masyarakat,'' tutupnya.

Menanggapi banyaknya program yang dilaksanakan, anggota DPRD Payakumbuh mengakui banyak mendapatkan pembelajaran.

''Ternyata memang benar, kita mendapatkan banyak sekali hal-hal baru terkait pengelolaan ketahanan pangan ini di Pekanbaru. Tadi ada banyak sekali istilah baru yang saya pikir sangat bisa kita adopsi untuk dilaksanakan di Payakumbuh. Ada program pangan murah, ada pangan keliling, Si Cantig, itu baru dan menarik bagi kami,'' ungkap Maharnis Zul.

Dikatakan dia, selain program yang berkaitan dengan ketahanan pangan, tentu saja, Payakumbuh juga berupaya melakukan peningkatan nilai produk dengan melihat peluang untuk produk turunan.

''Memang kami punya lahan, dan kami bisa menghasilkan produksi-produksi. Tapi untuk meningkatkan kualitas, kami masih perlu belajar. misalnya, mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, kami perlu belajar dari banyak daerah, termasuk di Pekanbaru ini," tegasnya.

Dia mencontohkan untuk ubi. Payakumbuh, sebut dia merupakan daerah penghasil ubi. ''Kita jual ubi mentah itu Rp3.000 per kilogram, tapi setelah diolah harganya melonjak sangat jauh, menjadi Rp40.000 per kilogram, atau naik sampai 400 persen. Mungkin ketika sampai di Pekanbaru menjadi Rp60.000 per kilogram, kita melihat peluang dan daya dukung serta apa yang telah dilaksanakan dan apa yang masih bisa dilakukan di Payakumbuh lagi,'' pungkasnya. (***)



Baca Juga Topik #Pekanbaru+
Tulis Komentar +
Berita Terkait+