Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution
Betuah Pekanbaru - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, di 2023 lalu telah menghabiskan anggaran sebesar Rp42,03 miliar untuk penanganan stunting atau kasus gangguan pertumbuhan pada anak akibat kurangnya asupan gizi.
Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution menyebutkan, penanganan stunting yang dilakukan pemerintah kota setempat melibatkan sejumlah OPD salah satunya Dinas Kesehatan.
"Dalam penanganan stunting, Dinas Kesehatan telah menyediakan layanan serta rujukan untuk kasus stunting yang bekerja sama dengan rumah sakit pemerintah dan swasta," ungkapnya, Kamis (11/7/2024).
Selain itu, upaya pencegahan stunting dilakukan mulai dari remaja putri, calon pengantin (catin), ibu hamil, dan anak bawah lima tahun dengan berbagai program.
Pencegahan stunting diawali dengan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil. Hal ini guna pencegahan anemia yang akan berdampak terjadinya kasus stunting baru.
"Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan kesehatan serta edukasi terkait kesehatan reproduksi pada calon pengantin, melakukan skrining anemia pada remaja putri ibu hamil dan calon pengantin," ucapnya.
"Kemudian pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita untuk memenuhi kecukupan gizi," ulas Indra Pomi.
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dilakukan dengan USG di puskesmas. Pemberian imunisasi dasar lengkap pada balita. Promosi kesehatan secara masif di masyarakat.
Dinas Kesehatan juga melakukan upaya penyehatan lingkungan dan menyediakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan, memberikan pelatihan bagi para tenaga kesehatan (nakes) dalam penanganan kasus stunting.
"Usaha penangangan stunting ini dijabarkan dalam 16 program dan 17 kegiatan dengan pagu sebesar Rp42,03 miliar. Usaha tersebut berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dari 16,8 persen menjadi 8,7 persen," tutupnya.***