Terus Dilirik Investor, Perusahaan Asal Bandung Tertarik Kelola Limbah Medis di Pekanbaru

Rabu, 14 Oktober 2020 - 16:09:44 WIB Cetak

Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT, menyaksikan penandatangan MoU antara PT ENGIE Global Energy Kurnia dan Direktur Utama PT Azkagrup dalam hal pengelolaan limbah medis.

Betuah Pekanbaru - Sebagai kota maju dan berkembang, Kota Pekanbaru terus dilirik investor menjadi tempat berinvestasi. Kali ini, satu perusahaan asal Bandung yakni PT ENGIE Global Energy tertarik mengelola limbah medis di Kota Bertuah.

Dalam menjalankan bisnisnya, PT ENGIE Global Energy akan bekerjasama dengan PT Azka Hijau Inti Perkasa (Azkagrup) yang merupakan perusahaan lokal asal Kota Pekanbaru.

Sebagai bentuk keseriusan, Direktur Utama PT ENGIE Global Energy Kurnia dan Direktur Utama PT Azkagrup melakukan penandatanganan MoU yang disaksikan langsung oleh Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT, bertempat di ruang kerja kantor walikota di Tenayan Raya, Senin (12/10/2020).

Usai penandatangan MoU, walikota menyebutkan jika PT ENGIE Global Energy akan segera membangun Insinerator sebagai bentuk keseriusan berinvestasi di Kota Bertuah di bidang pengelolaan limbah medis.

"Untuk tahap pertama, PT ENGIE Global Energy akan membangun Insinerator, yaitu teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Saat ini, di Pulau Sumatera belum ada Insinerator tersebut," ucap walikota.

Selain Insinerator, PT ENGIE Global Energy juga akan menyiapkan alat penunjang lainnya, serta siap menggandeng Asosiasi Pengelola Limbah Indonesia (APLI) Riau dalam mengelola limbah medis nantinya.

"Kita semakin yakin karena perusahaan dari Bandung ini sudah memilki pengalaman pengelolaan sampah di Kota Tanggerang. Lebi dari itu, mereka berjanji akan membantu Pemko Pekanbaru untuk kebutuhan penerangan jalan," kata walikota.

Untuk membantu menyukseskan kolaborasi dua perusahaan itu, pemerintah kota siap memberikan dukungan.

"Tentu ini sangat kita suport. Perusahaan luar Pekanbaru menggandeng perusahaan lokal untuk mengelola limbah medis. Artinya ada pertukaran ilmu untuk kemajuan tekhnologi di sana," ujarnya.

Lebih jauh disampaikan walikota, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, di tahun 2019 lalu limbah medis kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan rumah sakit dan puskesmas mencapai 505 ton per tahun.

"Itu belum termasuk limbah dari klinik, pusat pengobatan dan laboratorium," paparnya.

Limbah medis terbanyak berasal dari rumah sakit dengan jumlah sebanyak 502 ton lebih per tahunnya. Jika dikalkulasikan, setiap bulan limbah B3 dari rumah sakit mencapai 42 ton atau sekitar 2 ton per hari.

"Dengan potensi tersebut, tentunya kita optimis dua perusahaan ini bisa memanfaatkannya dan mengambil peran untuk kemajuan Kota Pekanbaru. Kita Pemko Pekanbaru, siap dukung kerjasama ini," pungkasnya. (advertorial)



Baca Juga Topik #Pekanbaru+
Tulis Komentar +
Berita Terkait+