Tahun Ini Ada 318 Balita di Pekanbaru Alami Gizi Kronis

Selasa, 14 Desember 2021 - 20:53:33 WIB Cetak

Foto ilustrasi stunting/net

Betuah Pekanbaru - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat, sepanjang 2021 ini sudah terdapat sebanyak 318 anak usia di bawah lima tahun (balita) yang mengalami gizi kronis atau stunting.

Stunting karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy Saragih menyebutkan, jika dibandingkan dengan 2020 lalu, kasus stunting tahun ini di Ibukota Provinsi Riau mengalami penurunan yang signifikan.

"Tahun 2020 ada 869 balita (stunting). Tahun 2021, kasusnya hanya 318 atau 7,9 persen dari total balita yang ada," ucapnya, Selasa (14/12/2021).

Untuk menekan kasus stunting di Kota Bertuah, Dinas Kesehatan terus bersinergi dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis seperti Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB).

Kepala Disdalduk KB Pekanbaru Muhammad Amin mengatakan, ada dua aksi yang dilakukan pihaknya guna menekan kasus stunting seperti membentuk Satuan Tugas Peduli Stunting (Satgas Penting) dan Dapur Sehat Atasi Stunting atau Dashat.

Saat ini, terang dia, sudah terbentuk sebanyak 12 Satgas Penting di 12 Kampung KB yang tersebar di 12 kecamatan.

Ada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Satgas Penting seperti memberikan pembinaan terhadap calon pengantin dan menyampaikan pesan kepada ibu hamil agar menjaga asupan gizi selama masa kehamilan.

"Ibu hamil itu mereka kunjungi dan diajak rutin memeriksa kehamilan dan imunisasi. Kalau itu dilakukan, Insyaallah stunting bisa kita atasi," ucapnya.

Kemudian setelah ibu hamil bersangkutan melahirkan, Satgas Penting akan memberikan pendampingan hingga anak/bayi berusia dua tahun ke bawah atau Baduta.

"Jadi sejak 0 tahun, itu sudah menjadi perhatian. Untuk itu, Satgas Penting ini harus memiliki data tentang berapa ibu hamil, yang baru melahirkan, karena itu akan menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan," ujarnya.

Kemudian melalui program Dashat, Dinas Dalduk KB bekerjasama dengan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) untuk menekan kasus stunting.

"Dari 12 Kampung KB yang telah terbentuk, 80 persen di antaranya sudah melaksanakan Dashat," ungkapnya. 

"Kegiatan yang dijalankan dalam program Dashat ini seperti kegiatan sosial, pemberdayaan maupun komersil yang disesuaikan dengan kemampuan dan kearifan lokal di masing-masing Kampung KB," tutup Amin menambahkan. (abd)



Baca Juga Topik #kesehatan+
Tulis Komentar +
Berita Terkait+